Festival Moyo
Indonesia telah lama dikenal dunia sebagai negera dengan beraneka ragam budaya. Bermacam-macam suku tersebar mendiami ujung pulau sumatra, melintasi garis kathulistiwa hingga berakhir di tanah papua. Masing-masing suku memiliki ciri khas, misalnya dari segi adat istiadat dan tradisi yang sampai saat ini masih mengakar dan senantiasa dijunjung tinggi sebagai pedoman bentuk perilaku keseharian masyarakatnya. Tak jarang, pada tingkatan tertinggi, adat dan tradisi itu mereka representasikan kedalam sebuah upacara atau perayaan akbar sebagai bentuk penghormatan, rasa syukur, sekaligus melestarikan warisan turun temurun yang telah diamanatkan kepadanya. Jika di Jawa ada upacara sekaten, di Bali terkenal dengan ngaben, maka di Kabupaten Sumbawa ada sebuah festival akbar serupa yang didalamnya sarat muatan tradisi, apalagi jika bukan Festival Moyo.


Festival Moyo adalah festival rutin tahunan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan tujuan untuk memperkenalkan semua tradisi yang terdapat didaerah itu sekaligus sebagai ajang promosi wisata khususnya budaya kepada khalayak ramai agar berbondong-bondong datang ke sumbawa dan menyaksikan sendiri seperti apa kemeriahan yang ada. Festival Moyo biasanya berlangsung selama 10 hari dan diadakan pada akhir bulan September hingga awal bulan Oktober yang berpusat di Lapangan Pahlawan, Sumbawa Besar, Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa. Berbagai macam kegiatan yang utamanya bertema budaya akan diadakan seperti Pekan Budaya Samawa, Sarembang Ratib Expo, Tradisi Balap Kuda, Samawa Basarune, Balapan Kerbau, serta beberapa event olahraga akbar seperti jelajah wisata dengan sepeda motor, memancing, diving, bersepeda, kompetisi paralayang dan yang tak kalah seru adalah ajang lari 10 km yang diikuti oleh lebih dari 3000 peserta.


Ragam Kemeriahan Festival Moyo
Pembukaan Festival Moyo diawali oleh penampilan Sarembang Ratib yaitu permainan rebana kolosal yang dimainkan oleh ratusan peserta lintas usia, bercampur dan membaur dalam tradisi dan semangat kebersamaan. Kemudian dibagian penutup, pengunjung akan disuguhkan berbagai macam atraksi dari tradisi asli suku samawa, seperti Junyung Pasaji berupa antaran persembahan ke masjid dan masih banyak yang lainnya. Di acara pembuka ini, kondisi jalanan utama di Kabupaten Sumbawa akan berubah menjadi padat dan sangat ramai oleh penonton yang mayoritas didominasi oleh warga dan wisatawan. Setelah acara pembukaan, rangkaian kegiatan meriah pun akan silih berganti mewarnai kesepuluh hari festival ini.


Keberadaan Festival Moyo sangat tepat kiranya menjadi jendela budaya bagi Kabupaten Sumbawa untuk dapat mempromosikan potensi budaya yang dimilikinya. Setali tiga uang, ajang ini juga dapat dipakai sebagai cara untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap tradisi lokal sekaligus melestarikannya agar generasi-generasi muda mendatang tidak lupa dan melupakan identitas asli daerahnya. Dari sisi ekonomis festival ini pun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena mampu menciptakan banyak kesempatan kerja baru seperti berdagang atau melalui penyewaan penginapan. Kedepannya, semoga Festival Moyo akan terus berlangsung dan menjadi festival akbar yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dunia.

Referensi

Keterangan:
http://www.sumbawakab.go.id/Tulisan kedua (2 dari 4), Tema: Kebudayaan
Tulisan ini diikutsertakan pada lomba “LOMBA BLOG DISPORABUDPAR 2016” Kabupaten Sumbawa. Informasi lengkap mengenai lomba: http://www.sumbawakab.go.id/
Tulisan merupakan hasil karya sendiri dengan konten isi yang diolah dari berbagai sumber referensi yang telah disebutkan. Tampilan terbaik dapat dilihat menggunakan perambaan Opera atau Firefox.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar