Hari ini gue dapet sebuah kabar yang mungkin “wow” dan "surprise" banget, khususnya buat angkatan tua yang belum semuanya lulus, meskipun ada satu atau dua orang yang sudah menginjak setahun lulus. Kabarnya bukan kabar mainan atau sekedar postingan timeline yang isinya foto dengan caption “alhamdulilah keterima kerja di xxx” itu agak sediki basi sih menurut gue dan mengandung sedikit ada unsur pamer meskipun tujuan sebenarnya adalah berbagi kebahagiaan.

Kabar itu adalah si “Anu” dan “Anu” mau nikah, hah seriuan ? perasaan gak ada ceritanya kalau mereka pacaran !, Iyalah serius, orangnya sendiri yang posting  di grup. Well, kalau mungkin yang lain surprise, gue mungkin orang yang menanggapinya gak terlalu (sok banget), but for sure, gue udah punya feeling kalau ini bakal happen. Pasalnya, di middle oktober, gue pernah iseng-iseng chat, isinya basa-basi masalah skripsi sama si “Anu” dan gue said “Heh, ada yang suka sama lo tuh, bentar lagi pasti dilamar”, and guess what ? Itu bener-bener kejadian bahkan 9 bulan setelahnya, ini udah kaya umur kandungan aja sembilan bulan, dan bentar lagi mau netes. Hahaha !!

Dari situ gue realized, bahwa umur menikah muda its okay, its fine, masalahnya disini adalah kesiapan mental psikis dan pasti juga material (meskipun ini gak mutlak). Kembali bercermin, gue ngerasa ketinggalan banget dan masih dipusingkan dengan beberapa tema tiada henti yang intinya “Mengapa” “Apa” “Bagaimana”. Sebagai contoh, gue masih bingung dengan apa maksud tuhan menciptakan manusia ?, kalau kitab suci bilang untuk menjadi khalifah di bumi, itu okay gue udah tahu, dan masalahnya adalah ketika gue punya pemikiran yang mundur jauh ke belakang, misalnya kenapa buah quldi itu dilarang disurga (ini hanya allah yang tahu kenapa), kenapa setan atau iblis bisa masuk surga (?), kenapa Allah menciptakan dosa dan pahala ?, kenapa Iblis atau Setan tidak mau sujud ketika diminta dihadapan Adam (?), oke kalau dibilang itu karena kesombongannya, lantas kenapa Allah menciptakan kesombongan ?, nah pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang sering keluar ketika iman lagi ngedrop dan merasa bahwa banyak hal yang membuat Allah “tekesan” tidak adil. Pemikiran filosofis semacam ini yang mungkin membuat banyak orang-orang  menjadi atheis dan memilih untuk tidak beragama sama sekali karena terlalu banyak agama membuat bingung !. Orang kristen patuh akan menganggap agamanya paling benar, orang islam, budha, hindu juga demikian. Ini adalah pertanyaan yang banyak membuat orang bimbang

Kembali lagi pada diri sendiri yang memikirkan hal-hal seperti itu, belum lagi masalah karir yang “hancur” pasca resign (walaupun gue tahu bakal lebih hancur lagi kalau mesti 2 tahun betah disana), belum lagi pusing mikirin passion gue mau ngapa, gue bingung ini dan itu. Dari situ saja, mungkin terlihat kualitas kedewasaan antara gue dibandingkan dia yang sudah berani datang ke rumah bertemu calon mertua dan dengan baik-baik minta anak gadisnya untuk dijadikan teman hidup. Kalau dilihat dari kacamata biasa mungkin akan ketahuan mana yang lebih dewasa. Namun beruntungnya gue yang mencoba menyikapinya dengan sisi lain yang berbeda dan menganggap ini sebagai ujian dari tuhan, ibaratnya gini, kadar ujian antara satu orang dengan orang lain itu beda, misalnya satu hal dianggap sepele bagi orang lain, bukan berarti buat gue sepele juga. Namun yang gue yakini, begitu ujian itu bisa dilalui, gue bakal jadi orang hebat, kuncinya harus tetap fight, no matter what, harus bisa, dan gue yakin di umur 27 atau 5 tahun dari sekarang gue jadi orang super sukses, sukses bukan berarti melulu soal uang, tapi sukses disini gue bisa jadi orang yang gue mau, sukses secara personal, sukses dalam berbagai hal.

Amin

Ari Budiyanto


PS : Ini gue udah kayak Ko Teng di You are the apple, bawaannya di depan laptop nulis apa aja yang mau gue tulis, sepertinya menulis itu bukan hal yang membosankan, proses merangkai kalimat, menjadi sebuah cerita, mengumpulkan bahan sebagai pendukung, menyenangkan ! Bener juga apa kata orang “Jika kamu memikirkan suatu hal dan menghawatirkannya, sebenarnya yang perlu kamu perbuat adalah melakukan hal itu, cepat atau lambat perasaan itu pasti hilang !”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar